
Minggu lalu, kekhawatiran pasar meningkat akibat serangan militer AS terhadap Iran. Namun, karena Iran dan Israel sepakat melakukan gencatan senjata, pasar dengan cepat beralih ke suasana risk-on, dan harga emas pun turun. Selain itu, kemajuan dalam pembicaraan dagang antara AS dan China, serta AS dan India, turut mendorong kenaikan pasar saham AS. Hal ini membuat banyak orang menjual emas.
Minggu ini, beberapa laporan penting akan dirilis, seperti laporan ketenagakerjaan AS dan indeks sektor manufaktur dan jasa ISM. Banyak orang fokus pada laporan ketenagakerjaan. Minggu lalu, Ketua The Fed, Powell, mengatakan kepada Kongres bahwa jika pasar kerja memburuk, The Fed mungkin akan menurunkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan. Untuk bulan Juni, diperkirakan jumlah pekerjaan, tingkat pengangguran, dan rata-rata upah akan lebih buruk dibandingkan bulan sebelumnya. Jika prediksi ini benar, emas—yang tidak memberikan bunga—dapat naik karena orang-orang berharap akan adanya pemotongan suku bunga lebih awal.
Di sisi lain, dengan tenggat waktu tarif timbal balik pada 9 Juli yang semakin dekat, kemajuan dalam negosiasi perdagangan dengan berbagai negara dapat membatasi kenaikan harga emas.
Namun, kekhawatiran terhadap defisit anggaran AS yang semakin besar karena pemotongan pajak, serta kekhawatiran atas campur tangan Presiden Trump terhadap The Fed, telah menurunkan kepercayaan pada dolar AS. Karena itu, permintaan terhadap emas kemungkinan besar tidak akan hilang.
Level harga sekitar 3240 dianggap sebagai titik support yang kuat. Jika harga emas turun di bawah level ini, mungkin akan turun lagi ke sekitar 3200. Level ini bisa menjadi peluang yang baik untuk membeli emas dengan harga lebih murah.
Perkiraan Kisaran Harga Emas dan Dolar Minggu Ini: Dari 3240 (berdasarkan Bollinger Bands) hingga 3355 (retracement 61,8%)
Catatan: Informasi ini tidak menjamin keuntungan. Silakan ambil keputusan perdagangan Anda sendiri